Zaman kita kecil dulu tentu sudah
berbeda dengan sekarang. Berkembangnya internet dan keadaan lingkungan yang
tidak aman menjadi salah satu kekhawatiran terhadap pengaruh perkembangan anak.
Memberikan pendidikan, pegasuhan, dan pengawasan yang baik untuk tumbuh kembang
anak menjadi prioritas setiap orang tua. Namun sebagai orang tua keharusan untuk
bekerja setiap hari, memaksa kita untuk mencari partner terbaik dalam mengasuh
anak.
Pernahkah Anda menghadapi situasi
merasa berat ketika memutuskan meninggalkan anak bekerja? Di samping tak
mendapat baby sitter atau asisten yang dipercaya, memasrahkan anak ke nenek
kakeknya yang tidak lagi bekerja kadang juga membuat kita berfikir ulang.
Masing-masing kita mungkin memiliki berbagai macam alasan yang memberatkan
untuk memasrahkan anak kepada asisten rumah tangga atau kakek neneknya di
rumah, sehingga menyekolahkan anak di usia dini menjadi alternative terbaik.
Sesuai dengan kebutuhan
masyarakat, di lingkungan kita sekarang sudah banyak sekali lembaga informal
pendidikan anak usia dini yang berkembang terintegrasi dengan daycare atau
tempat pengasuhan, atau kalau istilah masyarakat awam biasa dikatakan tempat
penitipan anak. Lantas bagaimana ketika menitipkan anak ke daycare menjadi pilihan? Sebelum lebih jauh membahas daycare seperti apa yang baik, mari kita
pahami terlebih dulu apa itu daycare
dan apa yang dibutuhkan anak usia dini?
Apa itu Daycare?
Daycare atau Tempat Pengasuhan Anak (TPA) adalah tempat yang
menawarkan jasa penitipan sekaligus pengasuhan anak. Biasanya daycare terintegrasi dengan PAUD. Masyarakat
awam kadang menyebutnya tempat penitipan anak. Tempat Pengasuhan Anak (TPA)
yang ideal sering tidak mau jika disebut tempat penitipan. Karena anak-anak
bukanlah barang yang bisa dititip-titipkan. Yang anak-anak butuhkan adalah
pengasuhan atau pendidikan bukan sekedar penitipan. Jadi itu yang perlu kita
pahami di awal.
Lembaga Daycare/ TPA biasanya paham tahap perkembangan anak dan membangun
kecerdasan anak melalui kegiatan bermain. Daycare
semakin marak karena sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Banyak sekali alasan yang
membuat ibu berat untuk meninggalkan pekerjaan.
Apa yang Dibutuhkan Anak Usia Dini?
Di masa golden age, otak anak
sedang mengalami perkembangan yang baik.
Di Indonesia pendidikan anak usia dini berarti pendidikan sampai rentang
usia 6 tahun. Sedangkan di luar negeri childhood
education sampai anak usia 9 tahun. Menurut Tim Utton, pada usia 3 tahun, seseorang
dibentuk seumur hidup. Menurut Maria Montessori, masa yang paling penting
pertumbuhan manusia adalah usia 6 tahun pertama (golden age), sedangkan menurut
Yvonne Martin, program-program untuk mencegah kenakalan remaja harus dimulai
dari usia pra sekolah.
Perkembangan otak 95% terjadi
pada usia di bawah 7 tahun. Dari usia 0 sampai 8 tahun, anak
menyimpan memori-memori perlakuan yang dia terima yang akan masuk dalam alam
bawah sadarnya. Misalnya jika dikatakan bodoh, dia akan merasa bodoh. Jika
dikatakan nakal, dia akan merasa nakal. Jika sering tidak dihargai, dia akan
merasa menjadi anak yang tidak berarti.
Banyak yang dibutuhkan anak usia
dini. Tidak hanya sekedar makanan bergizi dan ASI, tapi perlakuan dan stimulasi
perkembangan motorik, social emosi, kata-kata positif. Memilih partner mengasuh
anak membuat orang tua harus berfikir berkali-kali.
Bagaimana Memilih Daycare
yang Tepat untuk Anak?
1. Visi Misi dan Program Pembelajaran
Sebuah lembaga pendidikan biasanya memiliki visi dan
misi. Pertama kali yang harus dilihat ketika survey TPA yang tepat untuk anak
adalah visi dan misinya. Dari visi dan misi ini, akan terlihat ke mana arah dan
tujuan pendidikan anak usia dini di lembaga tersebut.
Hanya dari visi dan misi saja kadang belum terlihat
jelas kegiatan anak-anak di TPA. Langkah kedua setelah memahami visi dan misi
adalah melihat metode pembelajarannya dan jadwal keseharian anak. Selama orang
tua bekerja, anak-anak bermain di sekolah. Apa yang dilakukan anak, bagaimana
jadwal rutinitasnya, apa saja kegiatan mainnya, kapan istirahat, metode
pembelajarannya, cara melatih disiplinnya, dan bahkan apa menu makan siangnya
di sekolah perlu dicermati orang tua.
Di sekolah yang terintegrasi dengan TPA memiliki
pembiasaan yang tertib dan anak tidak hanya belajar bersosialisasi. Kebutuhan
fisik dan psikis anak juga harus terpenuhi. Anak-anak tidak hanya butuh
pelayanan, tetapi yang jauh lebih penting adalah menerapkan life skill sederhana. Misalnya meletakkan tas dan sepatu setelah datang, makan sendiri,
berusaha memakai baju sendiri bisa menjadi poin melatih kemandirian anak.
Banyak sekolah yang juga memiliki program parenting.
Setiap jangka waktu tertentu sekolah akan mengadakan seminar-seminar atau
pertemuan pemaparan program sehingga antara sekolah dan orang tua dapat terbuka
dan memiliki kesamaan visi misi.
2. Fisik Bangunan
Fisik bangunan yang mewah tidak menjamin sebuah
sekolah itu bagus. Tetapi bagaimana kebersihannya. Bagaimana keadaan kamar
mandinya. Apakah terpisah antara kamar mandi anak laki-laki dengan perempuan.
Jumlah kamar mandi yang terkait bagaimana pengaturan jadwal mandinya, apakah
pengaturannya dipisahkan antara laki-laki dan perempuan, tempat tidurnya
bagaimana apakah dipisahkan juga antara laki-laki dan perempuan.
Banyak yang tidak memperhatikan hal ini. Tidak semua daycare mengajari anak untuk menjaga
aurat/ privasi ini. Walaupun mereka masih kecil menjaga agar tidak saling
melihat aurat sangat penting. Sehingga sampai dewasa, mereka mampu melindungi
tubuh mereka sendiri.
3. Model Komunikasi yang Digunakan Guru
Dari usia 0 sampai 8 tahun, anak menyimpan memori-memori
perlakuan yang dia terima yang akan masuk dalam alam bawah sadarnya. Perlakuan
dan cara berkomunikasi kepada anak di sekolah harus kita perhatikan. Anak-anak
butuh mendapatkan kata-kata positif. Misalnya ketika menghadapi anak, orang
dewasa hendaknya menghindari marah, menyuruh, dan melarang. Maksudnya marah di
sini, marah dengan bahasa kasar atau keras yang membuat anak takut dan kaget.
Kata-kata negative yang mengejutkan akan mempengaruhi perkembangan otak mereka.
Terlalu sering menyuruh anak menggunakan kata perintah akan membuat mereka
terdekte. Ketika dewasa mereka tidak akan melakukan sesuatu jika belum
diperintah. Demikian juga dengan kata jangan. Melarang anak justru membuat mereka
melakukan hal itu. Menggunakan kata-kata negative dapat diganti dengan kata
positif.
Komunikasi yang digunakan guru dapat menjadi poin
daycare yang baik yang dibutuhkan anak. Children
see, children do, jadi orang tua harus dapat mengetahui bahwa lingkungan
anak hendaknya yang memberi pengaruh dan model positif untuk mereka.
4. Biaya
Mahal dan murahnya biaya relatif masing-masing pribadi.
Namun yang perlu diperhatikan ketika telah memilih tempat yang mahal, kita
harus perhatikan kualitas yang ditawarkan. Melihat kebutuhan anak yang
kompleks, orang tua harus memberi tempat pendidikan yang terbaik. Dunia semakin
berkembang. Kita tidak tahu pengetahuan apa yang dibutuhkan anak-anak kelak
ketika mereka dewasa. Yang perlu kita lakukan adalah memenuhi kebutuhan
dasarnya sekarang dan mendukung perkembangan maksimal mereka.
Tenang Meninggalkan Anak di TPA
Ketika sudah cocok, satu visi
misi, orang tua akan tenang meninggalkan anak bekerja. Sebuah lembaga
pendidikan anak usia dini yang baik paham betul apa saja yang dibutuhkan oleh
anak. Banyak yang mengeluh dan juga semakin puas setelah menitipkan anaknya di
TPA. Orang tua yang merasa cocok dengan sekolah yang dipilih, akan merasa puas
karena anak semakin tertib, disiplin, dan mampu berkomunikasi dengan santun.
Pada masa adaptasi di sekolah
ada beberapa anak yang mengalami hal-hal tertentu. Ketika belum nyaman di
sekolah banyak orang tua merasa khawatir kenapa selama sebulan anaknya masih
menangis ketika diantar berangkat, lebih daripada itu, orang tua sangat
khawatir ketika ada goresan kuku di kulit anaknya. Sekolah pasti selalu
meminimalisir terjadinya pertengkaran antar anak. Saling berebut mainan dan
sibling, kadang tidak bisa dihindari. Di manapun akan mudah terjadi konflik
antar anak. Namun, justru di situlah anak-anak belajar. Kapan harus menyayangi
teman, kapan harus berbagi mainan, kapan harus bersabar menunggu giliran main,
dan mana yang merupakan barang milik/ bukan miliknya.
Anak-anak berangkat dari rumah
yang berbeda. Siblingnya pun bermacam-macam. Ada yang ketika guru memperhatikan
satu anak, anak yang sibling langsung menyerang anak yang diperhatikan tadi.
Ada juga anak yang biasa saja. Segala kemungkinan ada. Bentuk pertahanan anak pun
macam-macam. Ada yang diam dan menangis ketika diajak kenalan. Ada juga yang
balas memukul ketika digigit.
Anak-anak sangat kreatif dan punya banyak cara
menarik perhatian orang dewasa. Ketika mereka tidak diberi mainan dan aktivitas
yang cukup, mereka juga selalu punya banyak ide untuk menggunakan berbagai
macam benda yang ada di sekitarnya sebagai obyek mainan. Orang dewasa mudah
saja mengatakan anak tersebut nakal. Padahal, anak-anak bukan miniature orang
dewasa. Mereka belum paham dan selalu ingin tahu dan mencoba sesuatu yang baru.
Anak-anak butuh motivasi dan respon positif.
Orang tua dan guru juga perlu berkomunikasi setiap saat. Komunikasi efektif antara orang tua dan guru sangat diperlukan
supaya kebiasaan baik di sekolah bisa dilanjutkan di rumah, begitu pula
sebaliknya. Sekolah yang terbuka dalam hal berkomunikasi, punya program yang bagus, komunikasi yang digunakan mendukung dan dapat menstimulasi anak, adalah beberapa poin penting yang perlu diperhatikan saat memilih daycare. Ketika telah mendapatkan sekolah partner dalam mendidik dan
mengasuh anak, semoga anak-anak dapat berkembang dengan baik.
No comments:
Post a Comment