Friday, December 2, 2016

Belajar Mendidik

Beberapa saat setelah melafalkan doa makan, baju Najma, Zizi, Chalif, Afif, Asraf, Nabila, dan Rama (usia 1-3 th) tampak belepotan makanan. Nasipun jatuh di lantai agak berceceran. Ketika tangan kanan mereka memegang sendok, kadang mereka tak sabar dan menggunakan tangan kiri mengambil nasi dari piring kemudian langsung memasukkannya dalam mulut. Guru dan pendidik tak bosan-bosan mengingatkan. “Hayo… makannya pakai sendok ya.. pakai tangan kanan ya?”
Demikianlah dunia anak-anak. Mereka masih berproses untuk menjadi lebih baik. Banyak cara kreatif yang bisa dilakukan untuk mendidik anak. Menjadi mandiri adalah salah satu pendidikan yang kami didikkan. Mungkin banyak pihak yang beranggapan bahwa dengan membiarkan mereka makan sendiri hanya akan mengotori baju dan lantai, makannya jadi tak kenyang, seenaknya sendiri karena dilakukan sambil memainkan nasi. Padahal membiarkan anak makan sendiri dapat melatih kemandirian. Supaya mereka tak manja.


Memberi Label ‘Anak Nakal’, Tepatkah?

Berbicara mengenai jawaban pertanyaan apa aksimu untuk Indonesia, saya langsung kepikiran dengan yang paling dekat dengan saya sekarang. Kegiatan rutin yang saya lakukan sekarang, yang semakin lama saya di situ (tempat kerja) saya semakin betah dan senang.
Apa gunanya orang hidup kalau tidak punya manfaat untuk sesama, dari statemen itu saya menimbang-nimbang untuk memasukkan lamaran pekerjaan di tempat saya sekarang. Dan merasa berjodoh dengan anak-anak setelah berkesempatan bekerja bermain bersama mereka setiap hari.
Inilah waktu yang tepat, saya diberikan kesempatan oleh Tuhan untuk berjodoh dengan anak-anak asuh saya di PAUD & Daycare. Berkesempatan menjadi teman bermain mereka di sekolah adalah sesuatu yang menyenangkan. Menyenangkan karena setelah saya bilang kepada seseorang “Saya pengin punya anak.” Saya diberi lebih dari 12 anak di sekolah oleh Tuhan. Tindakan paling dekat yang bisa saya lakukan untuk saat ini dan nanti adalah ini. Menstimulasi perkembangan anak-anak saya, yang merupakan bagian dari anak-anak Indonesia juga.

Perempuan, Mari Ikut Mengawali Membangun Pendidikan

Pendidikan memiliki tugas yang berat. Sampai sejauh ini perubahan sistem pendidikan di Indonesia masih selalu diupayakan dengan program terbaik. Berubahnya kurikulum pendidikan dari tahun ke tahun adalah sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Namun, sampai sejauh ini permasalahan-permasalahan yang kompleks masih menjadi kendala dalam peningkatan kualitas pendidikan. Kualitas lulusan peserta didik, kualitas pengajar, dan biaya pendidikan adalah bagian dari aspek yang selalu diupayakan terbaik supaya tujuan pendidikan tercapai. Memperbaiki pedidikan di Indonesia tidak cukup jika hanya dilakukan sepotong-sepotong. Dibutuhkan upaya menyeluruh dari bagian input sampai proses supaya bisa menghasilkan output yang diharapkan. Oleh karena itu, memperbaiki kualitas pendidikan dibutuhkan waktu yang panjang, berkelanjutan, dan bersama-sama supaya semua aspek dapat tersentuh.
Terlalu luas jika berbicara mengenai perbaikan pendidikan nasional dengan permasalahannya yang kompleks, karena itu kemudian muncul pertanyaan, upaya sederhana apa yang bisa dilakukan untuk mengawali langkah meningkatkan kualitas penerus bangsa di Indonesia? Apa yang bisa dilakukan masyarakat biasa untuk mulai ikut serta dalam membangun pendidikan?