Friday, December 2, 2016

Mengatasi Masa Adaptasi Anak di Sekolah


Ayah Bunda yang memiliki anak usia dini, ketika meninggalkan anak di sekolah yang baru, mungkin Ayah Bunda seringkali khawatir. Sebagai orang tua, tentu kita seringkali khawatir meninggalkan anak-anak di sekolah. Bagaimana jika anak mengalami masa sulit di sekolah? Apakah anak bisa beradaptasi di sekolah yang baru? Apakah anak bisa bermain dan membaur dengan teman-temannya di sekolah? Bagaimana kalau anak tidak betah? Atau bagaimana kalau di tempat yang baru anak tidak diterima temannya dengan baik? Banyak kekhawatiran. Lantas bagaimana orang tua mengatasi hal ini?

  •  Pilihan sekolah yang tepat.
  • Mengajak anak survey ke sekolah.
  • Orang Tua harus tenang
  • Orang tua Bersikap Jujur
  • Orang Tua Bersikap tegas.
Sebelum memutuskan untuk meninggalkan anak di sekolah, yang harus dilakukan orang tua adalah memilih sekolah yang tepat. Sekolah adalah rumah kedua bagi anak. Beberapa sekolah yang memberi layanan fullday menawarkan beberapa fasilitas. Memiliki pemahaman yang sama dengan sekolah dalam hal mendidik anak akan lebih baik, daripada tidak tahu sama sekali. Banyak sekolah menawarkan program unggulan. Selain fasilitas, sekolah dengan layanan yang baik bisa menjadi salah satu pilihan yang tepat.
Apabila orang tua telah memiliki pilihan sekolah yang tepat, langkah selanjutnya yang harus dilakukan orang tua adalah mengajak anak-anak survey ke sekolah yang hendak dituju. Mengenalkan dan memberi informasi kepada anak terkait tempat baru yang akan ditinggali anak sangatlah penting. Anak hendaknya diberi pengertian agar mereka paham dan kenal betapa menyenangkannya tempat baru yang akan dikunjungi.
Ketika berkunjung ke sekolah baru, secara tidak langsung anak akan berkenalan atau melihat guru yang baru. Sambutan hangat guru yang baru akan membuat anak merasa memiliki perlindungan ketika tidak ada orang tua.
Yang paling penting ketika meninggalkan anak di sekolah adalah tenang. Sikap tenang orang tua bisa mempengaruhi ketenangan anak di sekolah. Orang tua yang telah percaya pada sekolah, akan meninggalkan anak dengan tenang ketika bekerja. Bekerja sama dan membangun komunikasi yang baik dengan sekolah bisa membuat orang tua lebih percaya kepada pihak sekolah. Ketika orang tua percaya dan tenang ketika meninggalkan anak. Anak juga akan tenang di sekolah. Dengan begitu anak merasa nyaman dan lebih bisa menikmati hari-harinya di sekolah.
Orang tua perlu menjelaskan kenapa dan apa yang dilakukan orang tua ketika meninggalkan anak di sekolah. Anak-anak usia dini, sudah mampu memahami apa yang dijelaskan oleh orang tua. Yang perlu dijelaskan kepada anak adalah keadaan yang sebenarnya. Jangan sekalipun berbohong kepada anak. Jika orang tua bekerja anak juga harus tahu bahwa orang tua memiliki kewajiban bekerja sementara anak memiliki kewajiban sekolah. Memberi kepastian pukul berapa anak dijemput lebih baik dari pada berbohong kepada anak.
Sekalipun anak masih kecil, orang tua perlu menjelaskan bahwa orang tua memiliki kewajiban untuk bekerja. Bukan berbohong mengatakan pergi untuk mengejar orang gila atau di kantor mama ada Bu Dokter yang membawa suntik, ada anjing galak atau bahkan, pergi secara sembunyi-sembunyi. Sebelum orang tua pergi, hendaknya pamit terlebih dahulu, kemudian memberi ciuman atau pelukan sayang. Anak mungkin akan menangis semakin keras, tapi setelah itu dan di hari selanjutnya dia semakin bisa menerima bahwa dia harus tinggal di sekolah ketika orang tua bekerja. Secara psikologis keadaan anak akan berbeda, ketika anak ditinggal secara sembunyi-sembunyi dan orang tua meminta izin dengan bicara jujur kepada anak.
Ketika ditinggal di sekolah, pada masa adaptasi anak-anak sering menangis. Ketika anak sudah diberi pengertian kenapa anak harus sekolah, pemahaman tentang apa yang dilakukan orang tua ketika anak-anak di sekolah, dan informasi kapan saatnya anak dijemput, setelah itu orang tua perlu bersikap tegas. Tipe anak bermacam-macam. Anak lebih sering menggunakan tangisan untuk membuat orang tua iba. Orang tua hendaknya memahami jenis tangisan anak. Apakah tangisan karena sakit atau tangisan karena usaha agar anak diperhatikan. Ketika ingin membiasakan disiplin, menerapkan ketegasan kepada anak sangatlah perlu.

No comments:

Post a Comment